Jika berbicara tentang Papua, pasti ada beberapa ikon-ikon tertentu yang sangat menggambarkan daerah ini, seperti burung yang sangat indah, tempat wisata seperti raja ampat, atau mungkin makanan khas Papua seperti papeda dan lain-lain.
Namun jika ter-spesifik berbicara tentang makanan khas Papua, pasti masih banyak orang yang belum mengenal banyak makanan dari daerah ujung timur Indonesia ini.
Banyak sekali makanan khas Papua yang sangat unik dan nikmat yang belum banyak orang ketahui.
Berikut adalah beberapa makanan khas Papua yang harus kamu coba.
Contents
1. Udang Selingkuh
Jangan salah, udang ”selingkuh” merupakan sebutan untuk udang air tawar dari sungai.
Disebut selingkuh karena memiliki tubuh udang, namun punya capit besar dan kuat, layaknya kepiting. Udang selingkuh merupakan hasil persilangan antara udang yang ”berselingkuh” dengan kepiting atau mungkin lebih tepatnya lobster air tawar.
Udang ini banyak diolah menjadi masakan udang saus manis yang jadi favorit para pengunjung. Selain itu, bumbu kuliner udang selingkuh pun tersedia beraneka macam seperti saus mentega, saus tiram, saus padang, atau saus asam manis.
Udang ini disajikan dengan kangkung tumis. Rasa dari udang selingkuh hampir sama dengan udang pada umumnya, namun teksturnya terasa lebih lembut dan punya sedikit rasa manis. Udang selingkuh ini enak disantap dengan nasi panas.
Udang selingkuh tersedia di berbagai rumah makan dan restoran kota Wamena. Satu porsi udang selingkuh dihargai mulai dari Rp 100.000 hingga Rp 250.000. Memang cukup mahal, karena udang ini juga punya ukuran yang cukup besar.
2. Kue Bagea
Jika Anda sedang melancong ke wilayah Indonesia bagian timur, makanan ini wajib Anda coba.
Kue ini bernama bagea, dan ada juga yang menyebut kue sagu bagea. Seperti namanya, kue sagu bagea berbahan dasar sagu.
Bentuknya biasa dibuat kecil-kecil dengan warna cokelat. Memiliki tekstur agak keras tapi lumer di mulut saat dimakan. Selain sagu, bahan pembuatan lainnya ada gula, biji kenari, terigu, kayu manis, cengkih, kacang tanah, dan tepung terigu. Adanya kandungan rempah pada bagea membuat rasanya khas.
Kue bagea juga dibuat dengan berbagai rasa seperti manis, asin, dan juga aneka rasa lain. Kue sagu bagea juga bisa diisi dengan kacang hijau untuk menambah rasa Kue sagu bagea cocok dinikmati kala menikmati sore hari bersama keluarga.
Selain itu, kue ini juga cocok dijadikan oleh-oleh saat pulang dari Papua. Untuk harga dari kue ini dijual mulai dari Rp 20.000 per toples dan tersedia di banyak toko oleh-oleh.
3. Sate Ulat Sagu
Bagi sebagian orang, ulat sagu ini mungkin membuat merinding karena jijik. Namun di Papua, hewan ini sudah biasa di konsumsi karena konon bisa memberikan energi dengan kadar kolesterol yang rendah.
Ulat sagu berasal dari batang pohon sagu yang dipotong dan dibiarkan membusuk. Batang yang sudah membusuk tersebut akan muncul ulat-ulat. Bentuk ulat sagu bervariasi, mulai dari yang kecil hingga paling besar seukuran jempol tangan orang dewasa.
Ulat sagu ini biasa dimakan langsung (hidup-hidup) atau dimasak terlebih dahulu seperti dibuat tumis, disayur, digoreng dan dijadikan sate. Namun seiring berkembangnya jaman, masyarkat Papua biasa mengolah ulat sagu ini menjadi sate ulat sagu.
Untuk membuat sate dari ulat sagu ini,caranya tak ada perbedaan dengan membuat sate pada umumnya,yaitu di tusuk-tusuk dengan tusuk sate dan di panggang di atas bara api.
Dan setelah di rasa cukup matang,maka sate ulat sagu ini pun siap di hidangkan dengan bumbu sate seperti biasa.
Untuk yang ingin mencobanya, sate ulat sagu biasanya dijual mulai dari RP 25.000 per porsi dan dapat dijumpai di sekitar Wamena.
4. Ikan Bakar Manokwari
Manokwari adalah salah satu nama daerah yang berada di Papua. Manokwari mempunyai makanan yang kekhasnnya terletak pada bumbu yang digunakan. Makanan khas Manokwari, itu adalah ikan bakar Manokwari.
Ikan bakar ini mempunyai cita rasa bumbu yang berbeda karena menggunakan sambal khas yang hanya bisa ditemui di Papua.
Ikan yang biasa dipilih untuk dibakar adalah ikan tongkol, meskipun jenis ikan lain juga bisa untuk digunakan. Ciri yang paling khas dari ikan bakar Manokwari terletak pada bumbu yang disiram pada ikan bakar tersebut yaitu bumbu sambal yang digiling kasar dan disajikan terpisah tanpa dilumurkan pada ikan dan terkenal punya rasa pedas yang unik.
Di Manokwari banyak sekali tempat wisata kuliner yang menyajikan ikan dan hasil laut lainnya sebagai menu utama. Salah satunya Rumah Makan Ikan Bakar Kebun Sirih yang lokasinya di Jl. Yos Sudarso Manokwari.
Disini, pengunjung bisa menikmati sajian ikan bakar dengan harga mulai dari Rp 50.000 per porsi.
5. Papeda
Papeda merupakan makanan berupa bubur dari bahan sagu khas yang biasanya disajikan bersama ikan tongkol atau mubara yang dibumbui dengan kunyit.
Berwarna putih, papeda bertekstur lengket mirip seperti lem namun dengan rasa yang tawar. Papeda merupakan makanan yang sehat karena kaya serat dan rendah kolesterol.
Di berbagai wilayah pesisir dan dataran rendah di Papua, sagu merupakan bahan dasar dalam berbagai makananyang menggantikan nasi.
Sagu bakar, sagu lempeng, dan sagu bola, menjadi sajian yang paling banyak dikenal di Papua, khususnya dalam tradisi kuliner masyarakat adat di Kabupaten Mapi, Asmat, hingga Mimika. Selain itu, papeda juga bisa dikonsumsi bersama dengan ikan tongkol, ikan gabus, kakap merah, bubara, hingga ikan kue.
Selain kuah kuning dan ikan, bubur papeda juga dapat dinikmati dengan sayur ganemo yang diolah dari daun melinjo muda yang ditumis dengan bunga pepaya muda dan cabai merah.
Jika ingin mencoba papeda, Anda dapat mendatangi pasar tradisional yang ada di Papua yang menjual papeda yang baru jadi dengan harga mulai dari Rp 15.000.
6. Cacing Laut
Cacing laut ini jauh dari kesan kotor dan menjijikkan. Cacing ini banyak ditemukan di pasir putih timbul, yaitu pasir yang hanya muncul ketika laut surut.
Warnanya pun putih dengan panjang badan sekitar 30-40 sentimeter. Cacing laut berasal dari wilayah Raja Ampat bagian utara dan sudah menjadi camilan sehari-hari penduduk Kepulauan Ayau.
Dalam mengolahnya, cacing laut dibersihkan dengan membelah bagian tubuh untuk mengeluarkan pasir yang ada di dalamnya, lalu dibilas hingga bersih.
Setelah itu, cacing akan dipanggang menggunakan serabut dan tempurung kelapa serta sedikit kayu bakar. Proses pemanggangan ini dinamakan “asar”.
Warna cacing yang mulanya putih, ketika sudah matang akan berubah menjadi kecokelatan. Saat matang, cacing akan lebih mirip kentang, namun dengan tekstur kenyal dan agak alot seperti gurita. Bumbu yang digunakan, namun pada umumnya panggangan cacing laut bercita rasa manis dan gurih.
Kuliner ini juga bisa disajikan dengan sayuran, atau diasap lebih lama menjadi keripik. Harga per porsi cacing laut ini berkisar Rp10.000 hingga 25.000.
7. Martabak Sagu
Martabak merupakan makanan yang terkenal di Indonesia.
Di Papua martabak yang satu ini berasal dari Fakfak, Papua Barat. Martabak sagu sangat digemari dan disukai masyarakat sekitar karena rasanya yang manis dan dan gurih.
Martabak ini dibuat dari olahan bahan sagu yang sudah dihaluskan kemudian digoreng dan diberi campuran gula merah. Martabak yang ini berbeda dengan martabak yang biasa ditemui di daerah lain seperti martabak manis atau martabak telor.
Hal yang paling membedakan adalah bahan pokoknya, yaitu sagu. Rasa makanan khas ini cukup enak dan manis juga tidak kalah dengan martabak jenis martabak yang sudah umum seperti martabak manis.
Jika penasaran, Anda langsung bisa temukan di Fakfak karena martabak ini banyak ditemukan di kabupaten ini. Rasa dari martabak sagu khas Papua ini sangat legit dan manis.
Rasa manis sendiri berasal dari campuran gula gula merah. Makanan ini biasanya di sajikan sebagai kudapan untuk menyambut tamu oleh masyarakat Papua, khususnya oleh masyarakat Papua Barat.
Untuk harga dari martabak sagu ini biasanya di jual mulai dari Rp 25.000 per porsi.
8. Kue Lontar
Kue lontar merupakan kue khas masyarakat Papua yang menurut sejarah kedatangannya dibawa oleh orang-orang Belanda pada masa lalu.
Pada mulanya kue ini disebut dengan rontart, tapi karena agak sulit diucapkan maka penduduk Papua akhirnya menyebut kue ini menjadi kue lontar.
Kue lontar sendiri mirip seperti kue pie susu yang terkenal dari pulau Bali. Kue lontar dibuat dari bahan dasar telur yang kemudian dicetak menggunakan piring keramik.
Orang-orang Papua biasanya membuat kue lontar ketika hari raya agama seperti lebaran dan natal. Kue lontar dibuat dengan cetakan yang besar sehingga ukuran kue yang dihasilkan juga besar.
Tapi untuk yang ingin membeli kue lontar sebagai oleh-oleh, ada juga yang ukurannya kecil demi memudahkan untuk membawanya ke kampung halaman.
Soal rasa, kue lontar ini sangat cocok bagi para pecinta kue yang manis. Kue lontar banyak dijual di toko oleh-oleh di Papua dengan harga mulai dari Rp 25.000 per pak.
9. Sagu Lempeng
Sagu lempeng adalah makanan khas dari Papua yang berupa olahan sagu yang berbentuk lempengan-lempengan.
Selain di Papua dan Papua Barat, sagu lempeng dapat ditemukan juga di provinsi lain yaitu Maluku, Riau, dan Kalimantan.
Sagu lempeng juga menjadi favorit bagi para pelancong. Tapi sangat sulit menemukannya di tempat-tempat makan karena roti ini merupakan konsumsi keluarga dan biasanya langsung dimakan setelah dimasak.
Pembuatan sagu lempeng terbilang mudah seperti pembuatan roti lain. Sagu diolah dengan cara dibakar dengan dicetak persegi panjang atau empat dengan besi yang bentuk matangnya seperti roti tawar.
Rasa awalnya tawar, namun belakangan sudah mulai bervariasi dengan gula untuk mendapatkan cita rasa manis. Teksturnya keras dan bisa dinikmati dengan dicampur atau dicelupkan ke air supaya lebih lunak.
Sagu lempeng dapat dijumpai di toko oleh-oleh jika Anda ingin membelinya. Dijual mulai dari Rp 15.000 per bungkus.
10. Aunu Senebre
Makanan yang jadi favorit di Papua ini memiliki bentuk yang begitu tradisional sehingga siapapun yang memakannya akan mendapati sensasi istimewa kareba hanya terdapat di Papua.
Makanan ini berupa olahan berbahan ikan teri dan nasi yang digoreng, lalu di campur dengan daun talas dan kelapa parut kemudian dikukus.
Rasanya sangat gurih dan lezat. Banyak orang yang menilai jika makanan khas Papua yang satu ini memiliki tekstur yang kering, akan tetapi pada kenyataannya makanan khas papua yang satu ini mempunyai tekstur yang tidak terlalu kering. Bahkan daun talas yang telah di iris tadi menghasilkan rasa gurih yang lezat.
Pada saat penyajiannya biasanya makanan yang populer dengan nama Aunu Sanebre ini di makan bersama dengan papeda yang juga merupakan makanan khas papua juga.
Aunu senebre ini memiliki cita rasa yang khas dengan campuran bahan-bahan seperti pada pembuatan sup. Aunu senebre bisa didapatkan di rumah makan di sekitar Papua dengan harga mulai dari Rp25.000.
Yuk, baca juga :
11. Sarang Semut
Sarang semut merupakan salah satu makanan tradisional yang berasal dari Papua. Sesuai dengan namanya, bentuk makanan ini mirip dengan sarang semut yang biasa ditemukan di sela-sela bebatuan.
Kue ini memiliki citarasa manis dengan tekstur yang sangat lembut. Dari segi bentuknya kue ini juga mirip dengan kue khas Kota Medan, Bika Ambon.
Kue ini memiliki cita rasa manis ditambah dengan rasa khas rempah kayu manis dan cengkeh. Hal ini yang menjadikan kue ini menjadi khasi karena rasanya yang unik.
Kue ini banyak dicari untuk dijadikan oleh-oleh karena rasanya yang enak. Harga per porsi roti dijual mulai dari Rp 30.000 untuk ukuran loyang sedang.
12. Es Buah Matoa
Minuman yang satu ini merupakan salah satu minuman khas Papua yang menyegarkan tenggorokan.
Es buah ini merupakan kombinasi buah matoa, kolang-kaling, cincau, agar-agar, biji selasih, dan biji pala. Selain itu, dari kombinasi di atas juga ada khas jeruk limau dan daun pandan yang melengkapi segala kombinasinya.
Buah ini kaya akan vitamin C dan E. Kandungan vitamin C dalam buah matoa bermanfaat sebagai antioksidan yang dapat menangkal radikal bebas dan bermanfaat untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
Pastinya tidak bisa membayangkan bagaimana sensasi rasanya yang bercampur aduk menjadi satu itu. Tentunya rasa asam, manis, segar akan berpadu membasahi tenggorokan yang kering dan dijamin membuat ketagihan.
Selain itu, dibalik banyaknya kombinasi es buah ini juga mengandung beragam vitamin dan kaya akan manfaat untuk kesehatan.
Es buah matoa banyak dijual di kafe ataupun kedai pinggir jalan dengan harga mulai dari Rp 10.000.
13. Bubur Sagu
Jika kebanyakan penduduk Indonesia makan nasi, lain halnya dengan masyarakat Papua.
Makanan pokok masyarakat Papua berbahan dasar sagu. Sebelum disantap yang biasanya diolah menjadi bubur sagu. Bubur sagu ini biasanya dimakan dengan sup kuah kuning dari ikan makarel, tuna atau mubara ikan dibumbui dengan kunyit dan kapur.
Bubur sagu kadang-kadang juga dikonsumsi dengan umbi yang direbus, seperti yang dari singkong atau ubi. Sayur bunga pepaya (kuncup pepaya) dan tumis kangkung sering disajikan sebagai sayuran lauk untuk menemani bubur sagu.
Bubur sagu ini banyak ditemui di warung atau restoran yang ada di Papua dengan harga mulai dari Rp10.000.
14. Keripik Keladi
Keripik keladi atau lebih dikenal dengan keripik talas adalah keripik khas yang dibuat di Papua dengan campuran talas datau biasa disebut keladi dengan beragam bumbu tradisional seperti bawang putih, garam, cabe rawit, dan kemudian digoreng.
Keladi ini memiliki kandungan karbohidrat yang tinggi, dan seringkali juga digunakan untuk makanan pokok.
Keripik keladi banyak di produksi di Sorong dan Jayapura oleh warga sebagai oleh-oleh maupun camilan. Selain itu, walaupun terbuat dari talas, keripik ini memiliki rasa mirip seperti keripik singkong, namun dengan ukuran yang sedikit lebih padat dan tebal.
Camilan ini memiliki beragam rasa, seperti rasa asin, manis, pedas, balado, keju, jagung dan masih beragam rasa lain. Salah satu merek keripik keladi yang paling terkenal adalah keripik keladi sayo yang diproduksi di Sorong.
Harga per bungkus keripik keladi mulai dari Rp 15.000 per bungkus.
15. Petatas
Di Papua, makanan pokok yang banyak dikonsumsi bukanlah nasi. Hal ini karena disini masyarakat banyak memanfaatkan sagu dan petatas karena mudah didapatkan dan melimpah.
Petatas lebih dikenal sebagai ubi jalar di Papua. Petatas bagi masyarakat Papua merupakan makanan pokok seperti halnya nasi di daerah lain, dan juga kerap dijadikan makanan saat acara adat maupun untuk makanan sehari-hari.
Tidak heran jika disini akan melihat ubi jalar memiliki bentuk yang besar-besar. Selain banyak ditanam sendiri oleh masyarakat, petatas juga dijual di pasar-pasar tradisional ataupun di supermarket.
Masyarakat Papua biasa memanfaatkan petatas dengan diolah menjadi berbagai makanan sederhana. Biasanya direbus, dibakar, digoreng, dan disajikan sebagai lauk makan. Untuk mendapatkan petatas, dapat dibeli di pasar dengan harga mulai dari Rp 10.000 per kilogram.
16. Sambal Colo-colo
Sambal merupakan makanan yang sudah terkenal di seantero Indonesia. Tak terkecuali Papua, daerah ini juga memiliki sambal khas dengan nama sambal colo-colo yang terkenal dengan rasa pedasnya.
Dengan rasa asam yang didapat dari jeruk nipis menambah sensasi rasa makanan dengan sambal ini. Rasa asamnya membuat rasa pedas sedikit tertutupi sehingga tidak terlalu terasa langsung pedasnya.
Namun, dengan rasa segarnya akan menjadi hal yang berbeda saat anda menikmati sambal ini. Sambal colo-colo terbuat dari cabai, bawang, garam, dan sedikit potongan tomat yang diaduk dan disatukan.
Sebagai campuran utama, sambal yang satu ini hanya menambah air jeruk nipis, dan tidak perlu memerlukan bahan lainnya atau cara pembuatan yang sulit.
Biasanya sambal ini akan disajikan dan menjadi pasangan makanan seperti ikan goreng, udang goreng, dan aneka olahan seafood lainnya yang tersedia di beragam tempat makan.
Untuk harga sambal colo-colo di beberapa tempat makan dijual mulai dari Rp 7.000.
17. Sambal Dabu-dabu Papua
Sambal dabu-dabu, makanan khas Papua yang satu ini merupakan salah satu sambal yang cukup terkenal di Indonesia.
Salah satu jenis sambal dari banyaknya kekayaan kuliner nusantara. Sambal dabu-dabu ini berasal dari wilayah timur Indonesia. Tidak hanya Papua, sambal dabu-dabu juga ada di ambon dengan sedikit perbedaan dan karakteristik dari sambal dabu-dabu di masing-masing daerah.
Di Papua, sambal dabu-dabu ini biasa disajikan dalam makanan sehari-hari. Dalam pembuatannya, bahan-bahan yang perlu disiapkan adalah cabai rawit, bawang merah, tomat, gula, dan garam.
Setelah semua bahan dipotong kecil-kecil, campurkan semua bahan dan ulek secara kasar, sambil mencampurnya.
Yang membuat perbedaan sambal dabu-dabu khas Papua ini adalah dengan menambahkan perasan dan sedikit potongan jeruk purut setelah proses pengulekan cabai selesai.
18. Ikan Bungkus
Salah satu makanan khas Papua yang cukup terkenal yaitu ikan bungkus. Ikan bungkus di daerah lain disebut pepes ikan.
Ikan bungkus dari Papua terkenal sangat wangi. Hal itu karena ada tambahan daun salam sehingga campuran bumbu-bumbunya lebih wangi dan meresap pada daging ikan.
Bahan dasar ikan bungkus khas Papua yaitu ikan laut. Ikan paling umum digunakan yaitu ikan bandeng. Ikan bandeng ini cocok dibikin “bungkus” karena memiliki daging yang tidak hancur setelah diolah.
Bumbu yang diiris atau dipotong-potong di antaranya yaitu, cabai merah dan rawit, daun salam, asam (belimbing wuluh/tomat), lengkuas, dan batang serai.
Sedangkan bumbu lainnya yaitu kunyit, bawang putih dan merah, cabai merah, ketumbar, dan kemiri. Bumbu-bumbu itu terlebih dahulu dihaluskan lalu dicampur atau dilumurkan ke ikan.
Pembungkusnya yaitu dengan daun pisang. Supaya tidak rusak saat proses pembakaran, sebaiknya menggunakan dua lapisan. Pembungkus pada lapisan pertama tidak ditutup bagian ujungnya, kemudian lapisan kedua dibikin lagi sekaligus bagian ujungnya ditutup supaya, dengan lidi atau kayu.
19. Abon Gulung
Makanan yang sangat terkenal di Papua ini berasal dari Manokwari.
Dinamakan abon gulung karena memang pada dasarnya makanan ini adalah abon dari daging sapi dalam jumlah banyak yang dibungkus dengan roti yang kemudian digulung. Mirip seperti kue bolu, abon ini sangat lembut ketika digigit, namun sangat padat ketika mulai dikunyah.
Walau membuat kenyang, rasanya yang unik tidak akan membuat bosan untuk memakannya. Selain abon sapi, tersedia juga beragam rasa lain seperti, abon gulung pedas, abon gulung asin, rasa coklat, abon sosis atau abon gulung yang diberi susu dalam penyajiannya.
Biasanya, abon gulung dijual dengan berbagai macam penyajian. Umumnya, para pembeli yang membelinya sebagai oleh-oleh akan ditawari dengan kemasan karton berukuran kecil dan berisi 10 buah hingga yang terbesar berisi sekitar 30 buah.
Harganya pun beragam tergantung pesanan dan jenis abon gulung yang dipilih, yang pasti kemasan mini abon gulung dapat dibeli dengan harga sekitar Rp 80.000. Abon Gulung yang terkenal di Papua adalah abon gulung Hawai Bakery yang ada di Manokwari dan Jayapura.
20. Aunuve Habre
Satu lagi kuliner khas Papua yang disebut namanya Anuve Habre. Makanan ini terbuat dari bahan utaman dari ikan cakalang dengan daun talas.
Ikan cakalang adalah sejenis ikan yang dagingnya kenyal. Jadi kalau tidak ada ikan cakalang dapat diganti dengan ikan tongkol, atau ikan tuna.
Cara penyajiannya pun sangat unik dan tentunya memiliki rasa yang unik pula. Seperti biasa bahwa masakan daerah timur ini dibuat dengan bahan yang sederhana dan rata-rata tidak terlalu banyak bumbu yang digunakan untuk membuat sebuah masakan yang enak.
Termasuk Anuve Habre ini, anda hanya memerlukan ikan cakalang, daun talas, garam secukupnya dan air. Anuve Habre ini bisa ditemui di pasar tradisional dan rumah makan dengan harga mulai dari Rp 20.000.
21. Minuman Sunset
Tidak salah jika mendengar nama minuman yang unik ini. Minuman khas Papua ini menjadi minuman yang disukai banyak wisatawan.
Pasalnya, nama sunset tersebut berarti matahari terbenam. Minuman ini terbuat dari jus jeruk dan jus wortel. Perpaduan antara jus wortel diletakkan di bagian atas dan jus jeruk di bagian bawah.
Sehingga, keduanya akan menghasilkan perpaduan warna yang menyerupai warna pada saat matahari terbenam. Dari situ maksud dari kata sunset jadi nama minuman khas Papua yang satu ini.
Kombinasi jeruk dan wortel ini menghasilkan rasa yang unik dan khas. Selain itu, rasa manis alami yang dihasilkan kedua buah tersebut enak untuk diminum langsung. Namun, apabila diperlukan minuman ini dapat pula ditambahkan gula merah cair ataupun sirup kental.
Minuman sunset bisa didapatkan di kafe-kafe ataupun kedai dengan harga mulai dari Rp 10.000.