Jogjakarta adalah daerah otonomi khusus di Indonesia yang mendapatkan predikat daerah istimewa.
Selain menjadi satu-satunya tempat yang dipimpin oleh seorang Sultan, Jogjakarta juga terkenal sebagai pusat budaya jawa.
Selain itu Jogjakarta juga memiliki beragam destinasi wisata yang menarik untuk dikunjungi.
Namun, yang tidak kalah juga adalah destinasi wisata kuliner yang menggoda siapapun untuk mencicipinya.
Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:
Contents
1. Gudeg
Gudeg, makanan khas Jogja yang satu ini memang sangat identik dengan kota yang juga biasa dijuluki sebagai kota gudeg.
Gudeg terbuat dari nangka muda yang dimasak dengan santan.
Gudeg dimakan bersama dengan nasi dan disajikan dengan kuah santan atau areh, aneka lauk pauk, dan sambal goreng krecek.
Ada berbagai varian dari Gudeg, seperti Gudeg kering, Gudeg basah, dan Gudeg Solo.
Gudeg memiliki citarasa yang manis khas dan juga gurih.
Gudeg bisa dibeli di Gudeg Yu Djum Wijilan 167 dan Rumah Makan Gudeg Pawon seharga Rp11.000 – Rp45.000/porsi.
2. Bakpia Pathok
Kue berbentuk bulat pipih dan terbuat dari campuran kacang hijau dengan gula yang dibungkus dengan tepung ini bernama Bakpia Pathok.
Bakpia berasal dari Tiongkok, dan memiliki nama asli Tou Luk Pia yang berarti kue pia kacang hijau.
Konon Bakpia telah ada sejak tahun 1930. Bakpia memiliki tekstur yang halus dengan citarasa manis.
Selain kacang hijau, Bakpia memiliki berbagi varian rasa seperti coklat, keju, durian, dan lainnya.
Bakpia bisa dibeli di Toko Bakpia Pathok 25 dan Bakpia Citra Premium seharga kisaran Rp10.000 – Rp50.000/boks.
3. Sate Klatak
Sate Klatak adalah salah satu khazanah kuliner khas Jogjakarta.
Sate Klatak memang unik, karena dipanggang menggunakan jeruji besi.
Selain itu, berbeda dengan sate lain yang menggunakan bumbu beragam, Sate Klatak dimasak hanya menggunakan bumbu garam.
Menurut cerita, Sate Klatak dinamakan demikian karena bunyi daging sewaktu dibakar, ada pula yang mengatakan Klatak berasal dari buah melinjo yang jatuh di sekitar warung satenya.
Sate Klatak memiliki rasa yang gurih dan dagingnya matang sempurna.
Sate Klatak bisa dibeli di Warung Mbah Ambyah dan Sate Klathak Pak Jede seharga Rp20.000 – Rp25.000/porsi.
4. Yangko
Jika negeri Tirai Bambu memiliki kue Moci, maka di Indonesia yaitu tepatnya di Jogjakarta terdapat kue Yangko.
Bentuk Yangko memang menyerupai kue Moci dan berasal dari Kotagede, Jogjakarta.
Makanan ini terbuat dari adonan tepung ketan yang dibalut dengan tepung gula.
Citarasanya manis dan khas serta ada unsur gurihnya. Yangko juga memiliki isian berupa kacang dan berbagai varian rasa lainnya.
Nama Yangko sendiri berasal dari kata kiyangko, dan dahulunya merupakan salah satu kuliner raja-raja atau priyayi.
Yangko dapat dibeli di Toko Yangko Pak Prapto dan Toko Yangko Mirna seharga kisaran Rp10.000 – Rp15.000/boks.
5. Geplak
Makanan khas dari daerah Bantul, Jogajakarta ini bernama Geplak.
Makanan khas ini berbentuk bulatan-bulatan yang terbuat dari daging kelapa dan memiliki citarasa manis.
Awalnya Geplak hanya memiliki warna putih dan kelam, namun seiring perkembangan jaman, Geplak kini memiliki aroma dan warna yang bermacam-macam.
Dahulu kala Geplak dijadikan masyarakat sebagi makanan pengganti beras, sewaktu musim paceklik.
Apalagi dengan melimpahnya lahan tebu dan pabrik pengolahan tebu di Bantul.
Geplak bisa dibeli di Geplak Mbok Tumpuk dan Oleh-oleh khas Jogja Bu Tini seharga Rp25.000 – Rp35.000/kilo.
6. Gatot Gunungkidul
Gatot adalah salah satu makanan khas dari Gunungkidul, Jogajakarta.
Gatot terbuat dari ketela atau ubi kayu dan merupakan salah satu varian dari Gaplek.
Gatot biasanya dimakan bersama dengan sayuran sebagai pengganti nasi. Makanan ini diminati karena memiliki citarasa yang manis, lezat, dan gurih.
Gatot sendiri merupakan akronim dari gagal total, hal ini dikarenakan terjadinya gagal panen.
Oleh sebab itu di kala paceklik, masyarakat setempat membuat Gatot sebagai bahan makanan pokok pengganti nasi.
Gatot bisa dibeli di Warung Mbah Satinem dan Warung Gatot Mbah Hadi seharga Rp5.000 – Rp10.000/porsi.
7. Nasi Tiwul
Makanan khas dari daerah Gunungkidul, Jogjakarta lainnya adalah Tiwul.
Makanan ini berbahan dasar singkong atau ketela pohon.
Tiwul juga merupakan salah satu makanan varian dari Gaplek, atau olahan singkong yang telah dikupas dan dikeringkan.
Tiwul memiliki citarasa yang manis dan gurih.
Masyarakat setempat sering menjadikan Tiwul sebagai makanan pengganti nasi.
Selain itu, Tiwul juga dipercaya pernah menjadi salah satu makanan pokok sewaktu jaman Jepang, namun kini Tiwul telah memiliki beragam bentuk dan kreasi.
Tiwul bisa dibeli di Tiwul Tumplek Sego Abang dan Tiwul Ayu Mbok Sum seharga Rp5.000 – Rp10.000/porsi.
8. Sego Abang Jirak
Sego Abang atau Nasi Merah adalah salah satu kuliner khas pedesaan di daerah Gunungkidul, Jogjakarta.
Salah satu warung legendaris yang menjual menu Sego Abang Jirak adalah Warung Sego Abang Pari Gogo.
Sego Abang Jirak merupakan nasi merah yang disajikan bersama dengan daun pepaya, sayur tempe, jeroan bacem, dan wader goreng.
Tiap lauk yang disajikan disediakan dalam piring yang terpisah.
Sego Abang Jirak memiliki citarasa yang pulen dengan gurih dan sedikit rasa pahit yang membuatnya terasa nikmat.
Sego Abang Jirak bisa didapatkan di Warung Sego Abang Pari Gogo seharaga Rp15.000 – Rp40.000/porsi.
9. Peyek Tumpuk
Oleh-oleh legendaris khas Jogjakarta ini bernama Peyek Tumpuk.
Makanan ini telah ada sejak tahun 1960 dan menjadi salah satu oleh-oleh wajib ketika mengunjungi daerah Bantul, Jogjakarta.
Peyek Tumpuk memiliki tekstur yang besar dan tebal, sebab sesuai dengan namanya beberapa peyek ditumpuk menjadi satu.
Peyek Tumpuk juga pernah mencatatkan rekor di Museum Rekor Indonesia (MURI) karena beratnya melebihi bobot peyek kebanyakan.
Peyek Tumpuk merupakan makanan khas yang diproduksi oleh Yu Tum atau terkenal dengan nama Peyek Tumpuk Mbok Tum, peyek ini bisa dibeli seharga Rp20.000 – Rp25.000/kilogram.
10. Soto Lenthok
Meskipun warung soto ada banyak di Jogjakarta, namun ada satu soto yang cukup khas yaitu Soto Lenthok.
Lenthok adalah perkedel ketela khas Jogjakarta, dan dijadikan sebagai teman makan soto.
Selain lezat, Lenthok juga memiliki tekstur dan bentuk yang menarik.
Sewaktu menyantap Soto Lenthok, perpaduan dari rasa Lenthok dan kuah sotonya begitu nikmat.
Citarasa dari Soto Lenthok sendiri cenderung agak manis dengan sedikit sentuhan rasa gurih.
Aneka lauk pauk pun disediakan sebagai menu pendamping.
Soro Lenthok bisa dibeli di Soto Lenthok 21 dan Soto Lenthok Pak Gareng seharga Rp17.000 – Rp20.000/porsi.
Yuk, baca juga :
11. Keripik Belut
Kuliner andalan dari Kecamatan Godean, Sleman, Jogjakarta ini adalah Keripik Belut.
Belut adalah salah satu binatang yang menyerupai lele dan memiliki badan bulat memanjang layaknya ular.
Binatang yang biasa hidup di area persawahan maupun di aliran irigasi sawah ini ternyata setelah diolah menjadi keripik rasanya akan sangat enak.
Keripik belut dibuat dari belut yang digoreng dengan balutan tepung beras berbumbu.
Citarasanya gurih dan renyah, serta tergolong tahan lama meskipun tanpa pengawet.
Keripik Belut bisa dibeli di Pasar Godean dan Toko Keripik Belut Dewi seharga kisaran Rp30.000 – Rp140.000/kilogram.
12. Sop Merah
Sop Merah adalah salah satu kuliner legendaris di Jogjakarta.
Menu ini disediakan oleh Warung Sop Merah Tungkak atau lebih familiar dengan sebutan Warung Sop Merah Bu Asih, dan telah beroperasi sejak tahun 1993.
Salah satu yang membuat Sop Merah beda dengan sop yang lainnya terletak pada kuahnya.
Sesuai dengan namanya, kuah sop ini berwarna merah, yang berasal dari pasta cabai rawit dan cabai keriting. Oleh sebab itu citarasa-nya terasa pedas mantap.
Namun bagi yang tidak suka pedas kuahnya akan memiliki warna bening.
Sop Merah bisa dibeli di Warung Sop Merah Bu Asih seharga Rp10.000 – Rp15.000/porsi.
13. Kipo
Makanan tradisional khas Jogjakarta yang berasal dari Kota Gede ini bernama Kipo.
Kue ini konon telah ada sejak masa kerajaan Mataram Kuno dan Mataram Islam.
Dahulu kala Kipo sempat punah karena tidak ada orang yang membuatnya lagi, terlebih seiring dengan runtuhnya kerajaan Mataram.
Kepunahan tersebut kemudian terhenti pada tahun 80-an, karena ada seorang yang mengenalkan Kipo kembali.
Istilah Kipo berasal dari bahasa jawa yaitu ‘Iki opo’.
Kipo memiliki tekstur kenyal, berbentuk lonjong, dan rasanya manis.
Kipo bisa dibeli di Toko Kipo Bu Djito dan Toko Kipo Bu Amanah seharga kisaran Rp2.000 – Rp5.000/porsi.
14. Bakmi Jawa Jogja
Bakmi Jawa atau yang dikenal dengan istilah Mie Jawa adalah olahan bakmi rebus khas Jogjakarta yakni dari daerah Wonosari.
Bakmi ini direbus menggunakan racikan bumbu-bumbu khas masakan Jawa.
Bakmi Jawa khas Jogja dapat berupa bakmi godhog atau bakmi kuah dan juga bakmi goreng kering.
Selain itu salah satu ciri khas dari Bakmi Jawa adalah diolah dengan menggunakan tungku tanah liat atau anglo menggunakan bahan bakar arang.
Bakmi Jawa ini dimasak per porsi sehingga citarasanya begitu khas dan lezat.
Bakmi Jawa bisa dibeli di Bakmi Jawa Pak Rebo dan Bakmi Jawa Kadin seharga Rp11.000 – Rp25.000/porsi.
15. Belalang Goreng
Belalang adalah salah satu hewan yang banyak ditemukan di area persawahan atau ladang.
Hewan ini seringkali dianggap sebagai hama oleh petani.
Oleh sebab itu, masyarakat Gunungkidul kemudian membuat inovasi makanan berupa Belalang Goreng.
Mungkin di daerah lain, belalang adalah hewan yang tak lazim untuk diolah menjadi makanan.
Namun, Belalang Goreng ini ternyata memiliki rasa yang unik dan lezat.
Belalang yang digunakan tentunya tidak sembarangan, yaitu belalang kayu.
Belalang Goreng bisa dibeli di Belalang Goreng Pak Ngadi dan Walang Goreng Gareng seharga Rp25.000 – Rp40.000/pack.
16. Sayur Lombok Ijo
Olahan makanan khas dari Gunungkidul ini bernama Sayur Lombok Ijo.
Salah satu ciri khas dari masakan ini terletak pada kuahnya yang terbuat dari santan dan citarasanya yang pedas.
Selain itu, di dalamnya juga terdapat berbagai macam bahan dasar seperti cabai hijau, cabai rawit, kacang panjang, tempe kedelai, dan bahan lainnya.
Masakan ini dikenal pula dengan istilah Jangan Lombok Ijo dan telah ada secara turun temurun.
Masakan ini biasanya disajikan untuk kegiatan Sambatan atau gotong royong.
Sayur Lombok Ijo bisa dibeli di Lombok Idjo Diponegoro dan Lombok Ijo Mbah Wiji seharga Rp7.000 – Rp10.000/porsi.
17. Bakmi Penthil
Mie Penthil adalah salah satu kuliner khas dari Bantul, Jogjakarta, pelafalannya sendiri serupa dengan karet atau penthil.
Hal ini dikarenakan tekstur mie-nya sedikit kenyal dan bentuknya yang panjang.
Mie Penthil ini biasanya berwarna kuning atau putih serta memiliki rasa yang gurih.
Proses pembuatan Mie Penthil juga dapat dikatakan unik, yaitu mulai dari merebus bahan utama berupa pati aci.
Kemudian dibumbui dan diuleni dengan cara menginjaknya menggunakan kaki.
Inilah yang membuat pati aci menjadi begitu kalis.
Bakmi Penthil bisa dibeli di Warung Bakmi Keraton dan Pasar Pundong seharga kisaran Rp10.000 – Rp15.000/porsi.
18. Mie Lethek
Mie Lethek adalah salah satu mie yang diproduksi oleh masyarakat Srandakan, Bantul, Jogjakarta.
Sesuai dengan namanya, tampilan mie ini terlihat agak ‘lethek’ atau kotor.
Warnanya sendiri terlihat agak kusam dan tidak menarik, namun, justru hal inilah yang membuat mie ini melegenda.
Mie Lethek terbuat dari tepung tapioka dan gaplek serta diolah secara tradisional tanpa pengawet.
Mie Lethek biasa diolah menjadi mie goreng, rebus, atau berbentuk magelangan.
Rasanya lezat dan menggoyang lidah, tidak seperti tampilannya.
Mie Lethek bisa dibeli di Warung Mbah Mendes dan Pak Sur seharga Rp10.000 – Rp15.000/porsi.
19. Tengkleng Gajah
Ukuran dari porsi menu tengkleng di Jogja ini memang sangat besar, sehingga disebut dengan nama Tengkleng Gajah.
Memang sewaktu menyantap menu tengkleng di tempat ini serasa makan daging gajah.
Tengkleng adalah masakan yang berbahan dasar tulang kambing yang dimasak bersama dengan bumbu dan rempah-rempah khusus.
Daging yang menempel pada tulang tersebut terasa begitu kenyal dan lezat.
Tengkleng dimasak dengan berbagai macam cara seperti ditongseng, digoreng, tengkeng sambal bawang, maupun tengkleng kuah gule.
Tengkleng bisa dibeli di Warung Tengkleng Gajah seharga Rp40.000 – Rp45.000/porsi.
20. Sate Kere
Sate Kere adalah sate yang berbahan dasar gajih atau lemak sapi.
Oleh sebab itu, sewaktu dibakar sate ini akan menghasilkan asap yang banyak dan aromanya begitu khas.
Sebelum dibakar, gajih atau lemak sapi terlebih dahulu diberi bumbu dendeng.
Bumbu ini terbuat dari bawang putih, ketumbar, merica, gula jawa, dan beberapa bumbu lainnya.
Penggunaan bumbu dendeng membuat citarasa Sate Kere gurih dan cenderung manis.
Sebutan ‘kere’, konon karena harganya yang murah dan dijual di emperan pasar.
Sate Kere bisa dibeli di Sate Kere Pasar Beringharjo dan Sate Kere Mbah Mardi seharga Rp3.000 – Rp5.000/tusuk.
21. Kue Adrem
Salah satu makanan tradisional khas Jogjakarta yang keberadaannya kini mulai jarang adalah Kue Adrem.
Kue ini juga sering disebut dengan istilah Tolpit, yang terkesan agak jorok.
Namun karena keunikan bentuknya, Kue Adrem atau Tolpit banyak dicari.
Jika dilihat sekilas, kue ini memang berbentuk seperti alat kelamin pria yang terjepit.
Terlepas dari konotasi negatif terhadap nama makanan ini, rasanya manis dan gurih, serta tak kalah dari kuliner modern.
Bahan bakunya yaitu tepung beras, kelapa parut, dan gula merah.
Kue Adrem atau Tolpit bisa dibeli di Sanden dan Pasar Tradisional Bantul seharga Rp1.000 – Rp2.000/biji.